Sabtu, 23 Juli 2011

Ilmu Antropologi Budaya dalam Program Pengembangan Koperasi dan UMKM di Jawa Barat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
 Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan BPS tahun 2010, Jawa Barat merupakan Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, yakni mencapai 43.02 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sekitar 19,21 juta jiwa merupakan angkatan kerja (Data Sakernas 2010) dengan persentase pencari kerja pada tahun 2010 adalah 11,87 persen.
 Tingginya angka pencari kerja yang sebagian adalah lulusan SLTA (umum dan kejuruan) serta perguruan tinggi (D1 s.d S1),  merupakan suatu kerugian yang amat besar, karena para pencari kerja tersebut sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar bagi peningkatan ekonomi di Jawa Barat. Tingginya angka pengangguran berpotensi menimbulkan kerawanan tindakan kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan.  Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Jawa Barat adalah masyarakat lebih memilih menjadi pekerja formal, pekerja kantoran yang mendapatkan upah tetap daripada berwirausaha.
Melihat potensi besar di kalangan pemuda, khususnya lulusan  perguruan tinggi, maka   program  penumbuhan dan pengembangan Wirausaha memang dirancang bagi para pelaku usaha muda di 26 Kota/Kabupaten Jawa Barat. Lewat  program ini, diharapkan akan tumbuh wirausahawan-wirausahawan muda yang progresif dan berkemauan tinggi untuk lebih maju, menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi serta lokomotif bagi kemajuan ekonomi di daerahnya.
Atas dasar fakta tersebut, penulis akan mencoba mengkaji sejauh mana peran ilmu antropologi budaya dalam program pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) yang dicanangkan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dengan menganalisis apakah program ini tepat untuk dilaksanakan di kalangan masyarakat Jawa Barat dengan memperhatikan karakteristik individu serta budaya yang dimilikinya dan seperti apa pengaruh program tersebut bagi kehidupan sosial masyarakat Jawa Barat.

1.2  Pembatasan Masalah
1.      Seperti apa program pengembangan koperasi dan usaha mikro kecil menengah dilaksanakan?
2.      Bagaimana peran ilmu antropologi budaya dalam mengkaji program KUMKM tersebut ?






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Program Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
Koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) merupakan salah satu sektor usaha di Jawa Barat yang memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan. Apalagi, produk-produk yang dihasilkan KUMKM Jawa Barat memiliki kualitas yang sangat unggul dibandingkan dengan yang lainnya.
Program pengembangan di sektor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) menjadi salah satu program unggulan baru, yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat di tahun 2011. Sektor tersebut memiliki prospek yang cerah karena sebagian masyarakat sudah terjun di bidang tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya keras untuk mendorong kemajuan program ini dengan melakukan pembinaan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM), penguatan struktur permodalan, penyebaran dan penyediaan akses teknologi, deregulasi kebijakan, serta mendorong promosi dan pemasaran produk.
Berdasarkan data yang dirilis Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat, jumlah KUMKM di Jawa Barat sampai dengan bulan Desember tahun 2009 mencapai 8.279 Juta Unit atau sekitar 99,98% dari total pelaku usaha di Jawa Barat, termasuk pula didalamnya koperasi sebanyak 22.664 unit. Dari jumlah usaha KUMKM ini, mampu diserap tenaga kerja sebesar 12,355 Juta orang atau mencapai 88,17% dari total penyerapan tenaga kerja di Jawa Barat. Adapun dalam hal kontribusi terhadap PDRB, pada tahun 2008 kontribusi KUMKM terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat mencapai 60,32%, dengan volume usaha sebesar Rp345,18 triliun. Hingga saat ini sektor KUMKM menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan, bahkan mampu eksis sebagai salah satu pilar utama perekonomian nasional.
Pemerintah provinsi optimistis sektor KUMKM ke depan dapat lebih berperan optimal dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi. Apalagi bila dalam perkembangannya didukung seluruh pemangku kepentingan. Tentunya dukungan itu diwujudkan dengan adanya keberpihakan yang tinggi terhadap pengembangan KUMKM. Termasuk didalamnya dari para pelaku usaha besar yang diharapkan dapat menjadi mitra kolegial pengembangan KUMKM. 
Usaha keras pemprov Jabar untuk memajukan program pengembangan KUMKM ditanggapi baik oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI. Lembaga tersebut ikut berpartisipasi dengan memberikan bantuan yang meliputi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), bahan baku dan bahan pembantu, mesin pemintal benang, gudang dan mesin pengolahan limbah senilai Rp240 juta.
Selain itu, Pemprov Jabar mendapatkan Program Bantuan Pengembangan Koperasi di bidang Produksi untuk Penguatan Sarana Penunjang Pos dan Telekomunikasi senilai Rp75 juta, serta Program Bantuan Pengembangan Koperasi Bidang Pembiayaan melalui Penyediaan Dana bagi Kelompok Perempuan dan Pemuda bagi 210 koperasi senilai Rp10,5 miliar. Berbagai macam program bantuan ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi kemajuan KUMKM.
Jika program pengembangan KUMKM ini berhasil, maka dapat dipastikan kualitas kehidupan masyarakat Jawa Barat akan meningkat. Karena dengan meningkatnya kondisi perekonomian suatu daerah, akan memberi kontribusi positif terhadap sektor kehidupan lain di daerah tersebut.

2.2  Ilmu Antropologi Budaya dalam Program Pengembangan Koperasi dan UMKM di Jawa Barat
Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikain antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dapat dilihat dari perkembangan yang terjadi saat ini, yang merupakan salah satu dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah - tengah masyarakat sekarang.
Terkait dengan pembahasan sebelumnya, ilmu antropologi budaya sangat penting untuk dikuasai agar pemerintah tidak salah langkah dalam membuat satu program atau rencana pembangunan untuk daerahnya. Ilmu antropologi budaya berperan untuk meninjau apakah program yang akan dibuat tersebut cocok dengan karakteristik dan budaya masyarakat daerah tersebut, atau justru sebaliknya. Hal ini penting untuk diperhatikan, agar semua rencana pembangunan yang dibuat akan terlaksana dengan baik dan membuahkan hasil yang optimal.
Sebagian besar penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Suku Sunda terkenal dengan sikapnya yang ramah, sopan, lemah lembut, dan selalu menerima segala bentuk kebijakan dan perubahan dari luar secara terbuka. Melihat kharakteristik tersebut, program pengembangan koperasi dan UMKM tepat untuk dilaksanakan di Jawa Barat. Dengan karakter yang dimilikinya masyarakat Jabar memberikan respons positif terhadap kebijakan Pemprov tersebut. Terlebih masyarakat Jabar memang sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah terutama di bidang perekonomian.
Letak Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota Negara Indonesia juga memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakatnya. Meskipun angka pertumbuhan provinsi Jawa Barat menduduki posisi terendah dibandingkan provinsi lain, jumlah penduduk Jabar selalu meningkat tajam akibat urbanisasi masyarakat yang ingin hidup dekat dengan daerah ibukota dengan harapan akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak dibandingkan di desanya. Salah satu dampak dari fenomena tersebut adalah jumlah lapangan kerja yang berbanding terbalik dengan jumlah para pencari kerja. Wirausaha menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir dampak negative yang mungkin terjadi. Program pengembangan koperasi dan UMKM menjadi pilihan Pemprov Jabar  untuk mencetak wirausahawan - wirausahawan progresif yang dapat membuka lapangan pekerjaan baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Pemprov Jabar harus jeli dan teliti dalam melihat potensi masyarakat Sunda. Masyarakat Sunda yang dikenal suka bergotong royong, penuh dengan keragaman budaya dan juga taat ini, harus bisa diberikan suatu program kerja yang cocok dengan kesemua sifat tadi.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program pengembangan Koperasi dan usaha mikro kecil menengah (KUMKM) merupakan salah satu sektor usaha di Jawa Barat yang memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya keras untuk mendorong kemajuan program ini dengan melakukan pembinaan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM), penguatan struktur permodalan, penyebaran dan penyediaan akses teknologi, deregulasi kebijakan, serta mendorong promosi dan pemasaran produk. Melalui program ini, diharapkan akan tumbuh wirausahawan-wirausahawan muda yang progresif dan berkemauan tinggi untuk lebih maju, menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi serta lokomotif bagi kemajuan ekonomi di daerahnya.
Ditinjau dari segi ilmu antropologi budaya, program pengembangan koperasi dan UMKM tepat untuk dilaksanakan di Jawa Barat. Sebagian besar penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Suku Sunda terkenal dengan sikapnya yang ramah, sopan, lemah lembut, dan selalu menerima segala bentuk kebijakan dan perubahan dari luar secara terbuka. Dengan karakter yang dimilikinya, masyarakat Jabar akan memberikan respons positif terhadap kebijakan Pemprov tersebut. Terlebih masyarakat Jabar memang sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah terutama di bidang perekonomian.

3.2 Saran
Secara konseptual program ini memang sudah sangat terlihat akan memberikan kontribusi positif terhadap kehidupan masyarakat Jawa Barat. Namun terkadang pelaksanaan dari program pemerintah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Program ini harus dikekola dengan baik agar tujuan dari program tersebut mencapai hasil yang maksimal. Semua pihak harus bisa berperan aktif untuk membantu kelancaran program KUMKM ini.

DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar