Sabtu, 23 Juli 2011

Pengaruh Kesenian Suku Sunda Terhadap Kehidupan Masyarakat Kota Bandung

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak dapat kita pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia. Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat.
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian mempunyai ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda. Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa Barat. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki kharakteristik yang tercermin dari kebudayaan dan kesenian yang dimiliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.
Kesenian suku Sunda merupakan aspek kebudayaan yang sudah sangat dikenal khususnya oleh masyarakat Indonesia. Salah satu jenis kesenian yang dimiliki suku Sunda adalah seni musik. Seni musik suku Sunda mempunyai ciri khas dari segi alat musik yang digunakan. Jika diperhatikan, banyak dari alat musik seni Sunda yang menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya.
Hal ini memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Jawa Barat khususnya Kota Bandung. Salah satu pengaruhnya ada pada bidang ekonomi. Banyak dari masyarakat Kota Bandung menggantungkan nasibnya dengan menjual bambu yang nantinya akan dikirim kepada para pengrajin alat musik bambu.
Fenomena ini menjadi satu hal yang menarik untuk dipelajari dalam bidang kajian mata kuliah Sosiologi dimana salah satu unsur kebudayaan dapat memberi pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya.

1.2        Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu permasalahan yaitu seperti apakah pengaruh kesenian suku Sunda terhadap kehidupan masyarakat Kota Bandung.

1.3        Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar penulis secara pribadi dan praja pada umumnya mampu memahami seperti apakah pengaruh kesenian suku Sunda terhadap kehidupan masyarakat Kota Bandung. Tidak hanya kesenian suku Sunda dan Kota Bandung saja, tetapi hubungan kebudayaan dengan kehidupan masyarakat di daerah lain pun penting untuk dipelajari. Sehingga penulis bermaksud memberikan pemahaman bahwa setiap orang pada umumnya dan praja khususnya dapat mengkaji sejauh mana unsur-unsur kebudayaan mempengaruhi kehidupan masyarakat di sekitarnya.












BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian dan Unsur-unsur Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada 7 unsur-unsur utama kebudayaan, antara lain :
1.      Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat).
2.      Peralatan dan perlengkapan hidup (Tekhnologi)
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
3.      Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional seperti Berburu dan meramu, Beternak, Bercocok tanam di ladang, Menangkap ikan, dll.
4.      Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
5.      Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.
6.      Sistem kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
7.      Ilmu pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia.

2.2    Kesenian
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa. 
Kata seni yang bersumber dari bahasa asing itu menekankan arti pada hasil aktivitas seniman. Lingkup seni sebagai hasil aktivitas artistik yang meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti sarana yang menentukan batasan-batasan dari lingkup seni tersebut. 
Namun demikian, perkembangan senirupa sejak tahun 60an sampai sekarang telah menunjukkan suatu perkembangan yang berbaur dengan berbagai disiplin seni, seperti munculnya seni Happening, seni Instalasi, Multimedia dan lain-lain, juga batasan antara seni kria yang betul-betul memiliki kemahiran teknik (buatan tangan) dengan campuran yang menggunakan alat industri, juga perkembangan teknologi fotografi yang demikian maju.

2.3    Kesenian Suku Sunda
Suku Sunda kaya akan kebudayaan, salah satu kekayan budaya yang dimiliki suku Sunda adalah kesenian. Kesenian dalam suku Sunda dibagi menjadi beberapa jenis, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Seni musik akan dikaji lebih dalam pada makalah ini. Ada hal yang menarik dari seni musik suku Sunda, hal itu adalah instrument atau alat musik yang dimiliki suku Sunda sangat beragam dan memiliki ciri khas tersendiri.  

         2.3.1    Alat Musik Suku Sunda
Alat musik seni sunda terbagi atas beberapa jenis, seperti :
1.      Alat musik pukul
Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul merupakan jenis yang paling banyak di Jawa Barat. Sebagian besar digunakan untuk kesenian degung yang memang merupakan salah satu jenis seni musik di Jawa Barat. Berikut ini merupakan beberapa alat musik pukul seperti kendang, kulanter, goong, jengglong, bonang, saron atau peking, panerus dan gambang.
2.      Alat musik tiup
Salah satu contohnya adalah suling. Alat yang paling sederhana tetapi memiliki peran penting dalam melodi pada gamelan.
3.      Alat musik gesek
Contohnya seperti rebab dan tarawangsa. Terdiri dari dawai yang digesek semacam alat berbentuk busur. Dimainkan sambil duduk dan digesek sesuai melodi yang dibutuhkan.
4.      Alat musik getar
Contohnya seperti angklung dan karinding. Alat musik ini terbuat dari bambu ukuran kecil yang dibentuk dan disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara yang khas.
5.      Alat musik petik
Contohnya adalah kecapi. Terbuat dari kayu berongga, hampir sama dengan gitar, hanya bentuknya lebih menyerupai kotak dengan dawai-dawai yang tersusun. Untuk memainkan nada-nadanya, Anda cukup memetiknya. Kecapi dalam gamelan berfungsi sebagai melodi.

         2.3.2    Ciri Khas Alat Musik Seni Sunda
Ada beberapa ciri khas yang dimiliki alat musik seni sunda. Salah satunya adalah bahan dasar pembuat alat musik tersebut. Jika diperhatikan, banyak alat musik yang menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya. Alat musik tersebut seperti :
1.      Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
2.      Suling
Suling adalah alat musik tiup yang berasal dari sunda dan terbuat dari bambu. Dilihat dari ukuran dan jumlah lubang nada suling dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu suling  yang berjumlah lubang suara 4 yang disebut suling degung dan suling yang berjumlah lubang nada 6 yang biasa disebut sulung kawih.
3.      Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
4.      Arumba
Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bahan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.
5.      Karinding
Alat musik ini terbuat dari bambu berukuran kecil yang dipahat dan dibentuk sedemikian rupa. Memainkannya cukup unik, disimpan di mulut tetapi tidak ditiup, melainkan digetar-getarkan sehingga menghasilkan suara karinding yang khas. Biasanya, dimainkan dalam upacara adat Jawa Barat untuk menghentikan hujan.

2.4    Pengaruh Kesenian Suku Sunda Terhadap Kehidupan Masyarakat Kota Bandung
Kesenian suku Sunda memberikan banyak pengaruh terhadap masyarakat Jawa Barat khususnya Kota Bandung. Salah satu pengaruh yang akan dikaji lebih dalam adalah banyaknya alat musik seni Sunda yang menggunakan bambu sebagai bahan dasarnya. Hal itu berdampak positif untuk kehidupan ekonomi masyarakat Kota Bandung. Tidak sedikit masyarakat Bandung yang menjadikan menjual bambu sebagai sumber mata pencahariannya. Bambu-bambu yang dijual tersebut sebagian besar adalah pesanan para pengrajin alat musik bambu yang ada di jawa Barat.
Di Kota Bandung, populasi pohon bambu masih terlihat di sekitar Jalan Gunung Batu, 2,5 tahun yang lalu. Selain itu,  populasi bambu masih terlihat dilahan milik masyarakat di perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi itu.
Di sana, pohon bambu masih banyak ditanam di lahan-lahan yang cukup rawan di perkampungan. Biasanya di pinggiran sawah dan lahan dengan kemiringan cukup tajam atau di pinggir gawir. Bagi masyarakat setempat, pohon bambu sangat bermanfaat karena memiliki nilai ekonomi dan ekologi.
Secara ekonomi, masyarakat Kota Bandung memperoleh nilai jual yang lumayan tinggi sehingga pohon bambu dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan. Apalagi karena konsumen yang membutuhkan pohon bambu tak pernah surut.
Bambu biasanya dijual batangan dengan harga ribuan rupiah sampai puluhan ribu rupiah, tergantung ukuran, panjang, diameter, dan kualitas. Penjualannya dilakukan langsung di lahannya, tetapi ada pula yang dijajakan di pinggir jalan seperti di jalur Ciwidey, Kab. Bandung atau yang khusus ditampung di penampungan, seperti di Ujung-berung, Bandung.
Pernyataan-pernyataan diatas membuktikan bahwa kesenian Sunda khususnya alat musik bambu memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat Kota Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar